Kapan Waktu Tepat Anak Belajar Calistung? Cek di Sini Agar Tidak Salah!

Membaca, menulis, dan berhitung sering menjadi indikator kecerdasan anak usia prasekolah. Belajar calistung dinilai penting oleh orang tua. Beberapa lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (SD) melakukan tes membaca dan berhitung bagi siswa yang ingin masuk.

Kenyataannya, kemampuan setiap anak berbeda-beda. Ada anak yang sudah dapat membaca di usia sangat dini antara 3 sampai 4 tahun. Sementara lainnya sudah menginjak usia 7 tahun masih membaca dengan terbata-bata. 

Orang tua pun menjadi khawatir. Mereka mencari guru untuk mengajar anak membaca dan menulis hingga berhitung. Benarkah cara yang ditempuh? Berapa sebenarnya usia anak yang tepat untuk belajar calistung?

Baca Juga: Kreativitas Siswa, Guru Dapat Meningkatkan dengan 7 Cara Ini!

Usia Anak Belajar Calistung

Dalam berbagai literatur tentang parenting, tidak disebutkan usia pasti anak belajar calistung. Hanya ada usia kira-kira mulai usia 4 tahun sampai 6 tahun. Semuanya tergantung pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak sebelumnya. Jadi tidak heran ada anak yang sudah terlihat lebih cerdas di usia 3 tahun.

Pelajaran membaca dan teman-temannya sendiri tidak termasuk dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Prosesnya mulai dari mereka tengkurap, mengucapkan kata, memegang benda, hingga sosialisasi dengan lingkungan. Yang terpenting Anda memaksimalkan hal di atas sehingga anak siap membaca lebih serius dan fokus. Jangan dipaksakan hingga membuat anak trauma dan menolak belajar.

1. Belajar Membaca

Sejak bayi dan matanya mulai melihat benda, anak sudah dapat diperkenalkan dengan sekeliling. Setelah itu, dia mengidentifikasi orang yang dia kenal. 

Anak mengenal orang tua, kakek dan nenek, dan seterusnya. Jika tidak bersama orang yang dikenal bayi akan menangis. 

Selanjutnya, anak dapat mengenali benda melalui gambar dan menyebutkannya satu per satu. Umur anak dalam tahap ini sekitar 2 sampai 3 tahun. Baru setelah itu, anak dapat diajak membaca gambar dan mengenali simbol. 

Pengenalan simbol merupakan tahapan awal membaca. Pada usia 4 sampai 5 tahun anak sudah dapat belajar membaca per kata dan mengenal hurufnya. Berdasarkan ini, sebelum masuk SD anak dapat membaca sebuah kalimat.

2. Belajar Menulis

Belajar menulis tidak bisa langsung Anda terapkan ketika anak menjelang sekolah.

Hal ini dimulai dari kemampuan motorik kasar, seperti menggenggam, mengambil benda dalam ukuran kecil dengan jari telunjuk dan ibu jari, sampai memegang pensil.

Jadi, pada awal belajar Anda tidak bisa memintanya langsung menulis dengan baik. Biarkan akan mencoret dan perlahan memegang pensil dengan benar. Baru setelah itu, anak menuliskan garis datang, lengkung, dan membentuk gambar serta huruf.

Saat pertama menulis pun mereka tidak langsung menulis dalam satu garis dan rata. Begitu pula saat mewarnai, mereka mencoretnya sampai keluar dari bentuk. Orang tua hanya bertugas mencontohkan, tidak bisa memaksa anak belajar dalam waktu tertentu.

3. Belajar Menghitung

Sedikit lebih sulit, belajar menghitung biasanya dimulai saat anak sudah bisa membaca dan menulis. Meskipun demikian, ada anak yang menguasai ilmu berhitung sebelum bisa menulis. Itu tandanya dia mempunyai kecerdasan kognitif yang lebih baik. 

Yang pertama dari belajar menghitung adalah menyebutkan angka 1 sampai 10 secara urut, terus ditambah ke yang lebih besar. Tahap ini dilanjutkan dengan membilang, yaitu menghitung jumlah benda yang ada di depan anak.

Tahap mengenal angka dan simbol berhitung dapat dilakukan bersamaan dengan membaca. Jika anak sudah lancar, baru mulai dengan penjumlahan dan pengurangan sederhana saat usia di atas 5 tahun.

Tidak sulit mengajak anak belajar calistung. Yang terpenting pengajaran jangan terlalu serius dan memaksa. Jika dilakukan, anak bisa melarikan diri. Sejak 0 tahun, perhatikan tahapan tumbuh kembangnya sehingga lebih mudah belajar secara akademis di usia pra sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *